“Huwaa, gue telat nih! Tumben mama gak bangunin gue.” Gerutu Keisha sambil memonyongkan bibirnya.
Keisha pun segera bersiap-siap untuk mandi dan segera pergi ke sekolah. Sesudah selesai bersiap-siap Keisha pun langsung turun dari kamarnya di lantai dua. Saat melewati meja makan Keisha berpapasan dengan adiknya yang jahilnya minta ampun.
“Kasian deh kakak siapa suruh bangun telat.” Ejek adik Keisha yang melihat raut muka Keisha yang masih awut-awutan.
“Udah deh diam aja napa, jangan sampai kakak cium nih!” Ucap Keisha sambil memonyongkan mulutnya, yang kontan membuat sang adik langsung ngacir dari hadapannya.
“Bagus. Jauh-jauh deh sana.” Kata Keisha.
Mama Keisha yang melihat kejadian itu hanya bisa geleng-geleng kepala dengan kelakuan kedua anaknya tersebut. Dia pun menyuruh Keisha untuk sarapan. Tetapi Keisha menolaknya dengan alasan sudah hampir terlambat.
Setelah berpamitan dengan mamanya Keisha pun langsung menuju bagasi dan siap untuk melajukan kendaraannya. Keisha melaju dengan kecepatan sedang (kata Keisha 80 km/jam itu termasuk lambat). Dan tidak sampai 10 menit Keisha sudah sampai di sekolahnya. SMA BHAKTI HUSADA adalah salah satu sekolah yang bertaraf internasional, meskipun baru kelas X Keisha sudah merasakan bagaimana susahnya menjadi murid di sekolah yang bertaraf internasional itu. Tapi meskipun mengalami kendala bersekolah di SMA ini, Keisha tidak pernah menyesalinya. Karena, kalau dia tidak sekolah di sekolah ini dia tidak mungkin bertemu dengan Kak Dhika, cowok yang selama ini ditaksir Keisha.
***
“Aduh! Kalau jalan hati-hati dong.” Ringis Keiha saat ada yang menabraknya.
“Eh, maaf ya! Aku gak lihat kamu.” Kata orang itu
“Masa segede ini gak ngelihat sih.” Keisha masih membersihkan kotoran di lengan bajunya, tapi setelah dia melihat siapa yang menabraknya, Keisha pun terkejut.
“Maaf ya, aku gak sengaja.”
Keisha masih tak bergeming. Dia masih terkejut dengan apa yang dilihatnya sekarang. Dia berkata di dalam hati “ Tuhan andaikan ini mimpi jangan bangunkan aku!” seseorang yang selama ini dia taksir sedang berdiri di hadapannya dengan muka memelas. Dan itu, sangat membuat jantung Keisha berdetak lebih keras. Kak Dhika ada di hadapannya.
“Eh kok kamu diem aja sih?” Kata Kak Dhika
“Emm, gak kok. Aku cuman bingung aja.” Jawab Keisha sambil memegangi mukanya yang mungkin sekarang seperti kepiting rebus.
“Bingung kenapa?”
“Eh gak jadi deh.” Keisha merutuki dirinya sendiri karena salah tingkah di hadapan Kak Dhika.
“Kok kamu jadi aneh sih. Apa gara-gara aku tabrak tadi kamu jadi geger otak.” Katanya yang mulai bingung dengan kelakuan cewek yang ada di hadapannya ini.
“Eh maksud aku tadi, aku gak apa-apa kok.” Kata Keisha terbata-bata
“Oh. Eh, iya kita belum kenalan. Nama aku Dhika, kamu?”
“Emm, nama aku… nama aku Keisha.”
“Eh, boleh minta nomor handphone kamu gak?”
“Emm, boleh deh. Tapi buat apa?”
Kak Dhika pun diam sejenak. Keisha merutuki dirinya kenapa jadi menanyakan hal itu. Tapi, suara Kak Dhika memecah kebisuan.
“Ya buat nelpon, sms. Apa lagi? Aneh-aneh aja kamu pake acara Tanya lagi.” Katanya sambil berusaha melucu.
“Iya juga sih. Hehehe.” Kata Keisha sambil tertawa karena berusaha menutupi perasaan gugupnya.
Kemudian Keisha memberikan nomor handphonenya, dan setelah itu Kak Dhika berterimakasih dan meninggalkan Keisha tanpa pamit. Dasar tidak sopan umpat Keisha dalam hati. Meski dia kesal dengan sikap Kak Dhika yang tidak sopan, dia masih menganggap hari ini hari keberuntungannya. Sudah kenalan sama Kak Dhika, dimintain nomor handphone lagi. Keisha pu langsung berniat memberitahu sahabatnya, Reisha.
***
“Rei, rei! Lo di mana?” Teriak Keisha.
“Gue di sini.” Balas Reisha pendek. Dia sedang duduk lesehan di ujung kelas.
“Rei, gue mau cerita nih, tentang Kak Dhika.”
“Apaan emangnya?”
“Tau gak, tadi Kak Dhika nabrak gue! Trus dia minta maaf sama gue. Dan lebih parahnya lagi gue kenalan sama dia secara resmi. Dan yang lebih lebih parahnya lagi dia minta nomor handphone gue!” Ucapku dengan penekanan kata di akhir kalimat.
“Ya ampun Keis. Lo gak ngap apa ngomong gak ada jedanya.” Jawab Reisha dengan muka heran.
“Ini penting tawu.”
“Ne, ne arraseo*. Jadi sekarang apalagi yang lo mau ceritain? Itu aja?”
“Ne. Just it**.”
“Ooo. Ya udah, gue ikut bahagia deh.”
“Cuman itu. Kok lo gak heboh kaya biasanya sih?”
“Gak apa-apa kok. Gue cuman lagi pusing nih mikirin……”
“Ayo mikirin apa?”
“Soal Kimia ini, dari tadi gue udah belibet nyarinya. Hehehe.”
“Jiaah… gue pikir mikirin apaan. Ternyata ujung-ujungnya pasti ke pelajaran. Kapan sih lo mikirin tentang hal lain selain pelajaran?”
“Kemaren-kemaren aku udah mikirin hal lain selain pelajaran kok.”
“Apaan?”
“Super Junior. Hahaha!”
“Alah lo tuh pikirannya kalau gak pelajaran, ya boy band Korea, ckckck.”
***
Beberapa hari kemudian ada sms nyasar ke handphone Keisha dan ternyata itu sms dari Kak Dhika. Entah kenapa hampir setiap hari Kak Dhika mengirim sms ke Keisha. Hanya untuk menanyakan keadaan Keisha bahkan hanya untuk menanyakan apakah Keisha sudah makan apa belum.
“Keis, berapa hari ini gue perhatiin lo gk pernah lepas sama handphone lo. Emangnya ada apa sih?” Tanya Reisha
“Nggak apa-apa kok. Gue cuman lagi smsan aja.” Jawab Keisha sekenanya.
“Ciee, smsan sama siapa sih?”
“Sama Kak Dhika.”
“Pantesan. Eh apa tadi lo bilang smsan sama siapa?”
“Kak Dhika.”
“Apa?????? Sejak kapan???? Kenapa lo gak ngasih tau gue?” Teriak Reisha. Keisha pun langsung membekap mulut sahabatnya itu, agar gak ada keluar kata-kata yang aneh sebagainya.
“Ya ampun gak usah teriak-teriak dong. Malu-maluin tau.” Kata Keisha sambil melepaskan tangannya
“Abis kan gue kaget Keis. Trus, kapan lo mulai smsan sama dia?”
“Kira-kira sekitar seminggu yang lalu. Emangnya kenapa?”
“Ya ampun udah lama. Knp lo gk ngasih tau gue?”
“Lo juga sih yang sibuk melulu jadi gue gak bisa ceritain deh.”
“Lo kan bisa sms atau telpon gue.”
“Gimana bisa gue sms lo, kan handphone lo selama satu minggu ini rusak.”
“Ooo, iya ya gue lupa.”
“Gue gak percaya kalau lo itu peringkat pertama di kelas.”
“Emangnya kenapa?”
“Lo kan orangnya pelupa kok bisa nginget rumus yang njlimet, sedangkan hal sepele yang kaya tadi aja lo gak inget.”
“Gue gak tau juga.”
***
Malamnya, Kak Dhika ngajakin Keisha makan malam. Keisha pun langsung panik. Dia bingung mau pakai baju apa. Dia merasa harus tampil cantik malam ini. Akhirnya pilihannya pun jatuh ke gaun biru safir yang dipadukan dengan bolero warna putih, serta sepatu high heel warna senada.
***
Tepat jam 7 malam Kak Dhika datang menjemput Keisha. Dia memakai kemeja putih dengan jas hitam yang pas di badan, membuatnya semakin gagah di mata Keisha. Keisha terpana melihat Kak Dhika yang lain dari biasanya. Begitu juga dengan Kak Dhika, dia sangat merasa kaget dengan dandanan Keisha malam ini. Keisha yang terbisa cuek dengan penampilan, berubah 180 derajat. Keisha yang merasa risih dengan pandangan Kak Dhika langsung membuka pembicaraan.
“Kapan kita berangkatnya? Kok jadi diem di sini.” Tanya Keisha sambil menutupi rasa malunya. Untung saja hari sudah gelap, kalau tidak bisa wajah Keisha yang sekarang udah kaya kepiting rebus pasti kelihatan.
“Eh, iya. Ayo kita berangkat sekarang.” Kata Kak Dhika salah tingkah.
***
Mereka pun berangkat menuju restoran yang di tuju. Di perjalanan mereka masih agak canggung dengan sesama karena, mereka masih terlalu gugup untuk saling berbicara. Sesampainya di restoran yang di tuju, mereka langsung menuju tempat yang sudah dipesan Kak Dhika, tepat di Balkon restoran tersebut. Suasana di sana sangat romantis, meja makan di kelilingi lilin-lilin yang sengaja dibentuk seperti hati.
“Wah! So sweet.” Kata Keisha
“Kamu suka?” Tanya Kak Dhika
“Yup, suka banget. Tapi kenapa jadi Kakak repot-repot bikin kayagini?”
“Karena di sini lah aku akan mengungkapkan hal special.”
Kak Dhika langsung mengajak Keisha menuju pinggiran balkon. Ternyata di bawah balkon itu ada kolam renang yang di atasnya ada lilin yang di susun berbentuk sebuah kalimat “I LOVE U” belum selesai dengan keterkejutannya, Kak Dhika langsung menarik Keisha ke dalam pelukannya.
“Keis, aku sayang sama kamu. Mau gak kamu jadi pacar aku.” Kata Kak Dhika
“Emm, gimana ya?” Jawab Keisha gantung
“Keis, aku bener-bener sayang sama kamu. Jadi, aku mohon banget kamu terima aku ya.” Kata Kak Dhika memelas.
“Aku mau kok.” Jawab Keisha pendek, tapi itu langsung membuatnya malu.
“Makasih ya Keis. Kamu mau nerima aku jadi pacar kamu.”
“Sama-sama Kak.”
Setelah itu mereka makan dan saling bercerita tentang perasaan satu sama lain. Dan ternyata perasaan mereka berdua sama. Mereka saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Keisha gak menyangka ternyata hal yang selama ini iya mimpikan menjadi kenyataan.
Kosa Kata:
*: Iya, iya aku mengerti
**: Iya, hanya itu.
Keisha pun segera bersiap-siap untuk mandi dan segera pergi ke sekolah. Sesudah selesai bersiap-siap Keisha pun langsung turun dari kamarnya di lantai dua. Saat melewati meja makan Keisha berpapasan dengan adiknya yang jahilnya minta ampun.
“Kasian deh kakak siapa suruh bangun telat.” Ejek adik Keisha yang melihat raut muka Keisha yang masih awut-awutan.
“Udah deh diam aja napa, jangan sampai kakak cium nih!” Ucap Keisha sambil memonyongkan mulutnya, yang kontan membuat sang adik langsung ngacir dari hadapannya.
“Bagus. Jauh-jauh deh sana.” Kata Keisha.
Mama Keisha yang melihat kejadian itu hanya bisa geleng-geleng kepala dengan kelakuan kedua anaknya tersebut. Dia pun menyuruh Keisha untuk sarapan. Tetapi Keisha menolaknya dengan alasan sudah hampir terlambat.
Setelah berpamitan dengan mamanya Keisha pun langsung menuju bagasi dan siap untuk melajukan kendaraannya. Keisha melaju dengan kecepatan sedang (kata Keisha 80 km/jam itu termasuk lambat). Dan tidak sampai 10 menit Keisha sudah sampai di sekolahnya. SMA BHAKTI HUSADA adalah salah satu sekolah yang bertaraf internasional, meskipun baru kelas X Keisha sudah merasakan bagaimana susahnya menjadi murid di sekolah yang bertaraf internasional itu. Tapi meskipun mengalami kendala bersekolah di SMA ini, Keisha tidak pernah menyesalinya. Karena, kalau dia tidak sekolah di sekolah ini dia tidak mungkin bertemu dengan Kak Dhika, cowok yang selama ini ditaksir Keisha.
***
“Aduh! Kalau jalan hati-hati dong.” Ringis Keiha saat ada yang menabraknya.
“Eh, maaf ya! Aku gak lihat kamu.” Kata orang itu
“Masa segede ini gak ngelihat sih.” Keisha masih membersihkan kotoran di lengan bajunya, tapi setelah dia melihat siapa yang menabraknya, Keisha pun terkejut.
“Maaf ya, aku gak sengaja.”
Keisha masih tak bergeming. Dia masih terkejut dengan apa yang dilihatnya sekarang. Dia berkata di dalam hati “ Tuhan andaikan ini mimpi jangan bangunkan aku!” seseorang yang selama ini dia taksir sedang berdiri di hadapannya dengan muka memelas. Dan itu, sangat membuat jantung Keisha berdetak lebih keras. Kak Dhika ada di hadapannya.
“Eh kok kamu diem aja sih?” Kata Kak Dhika
“Emm, gak kok. Aku cuman bingung aja.” Jawab Keisha sambil memegangi mukanya yang mungkin sekarang seperti kepiting rebus.
“Bingung kenapa?”
“Eh gak jadi deh.” Keisha merutuki dirinya sendiri karena salah tingkah di hadapan Kak Dhika.
“Kok kamu jadi aneh sih. Apa gara-gara aku tabrak tadi kamu jadi geger otak.” Katanya yang mulai bingung dengan kelakuan cewek yang ada di hadapannya ini.
“Eh maksud aku tadi, aku gak apa-apa kok.” Kata Keisha terbata-bata
“Oh. Eh, iya kita belum kenalan. Nama aku Dhika, kamu?”
“Emm, nama aku… nama aku Keisha.”
“Eh, boleh minta nomor handphone kamu gak?”
“Emm, boleh deh. Tapi buat apa?”
Kak Dhika pun diam sejenak. Keisha merutuki dirinya kenapa jadi menanyakan hal itu. Tapi, suara Kak Dhika memecah kebisuan.
“Ya buat nelpon, sms. Apa lagi? Aneh-aneh aja kamu pake acara Tanya lagi.” Katanya sambil berusaha melucu.
“Iya juga sih. Hehehe.” Kata Keisha sambil tertawa karena berusaha menutupi perasaan gugupnya.
Kemudian Keisha memberikan nomor handphonenya, dan setelah itu Kak Dhika berterimakasih dan meninggalkan Keisha tanpa pamit. Dasar tidak sopan umpat Keisha dalam hati. Meski dia kesal dengan sikap Kak Dhika yang tidak sopan, dia masih menganggap hari ini hari keberuntungannya. Sudah kenalan sama Kak Dhika, dimintain nomor handphone lagi. Keisha pu langsung berniat memberitahu sahabatnya, Reisha.
***
“Rei, rei! Lo di mana?” Teriak Keisha.
“Gue di sini.” Balas Reisha pendek. Dia sedang duduk lesehan di ujung kelas.
“Rei, gue mau cerita nih, tentang Kak Dhika.”
“Apaan emangnya?”
“Tau gak, tadi Kak Dhika nabrak gue! Trus dia minta maaf sama gue. Dan lebih parahnya lagi gue kenalan sama dia secara resmi. Dan yang lebih lebih parahnya lagi dia minta nomor handphone gue!” Ucapku dengan penekanan kata di akhir kalimat.
“Ya ampun Keis. Lo gak ngap apa ngomong gak ada jedanya.” Jawab Reisha dengan muka heran.
“Ini penting tawu.”
“Ne, ne arraseo*. Jadi sekarang apalagi yang lo mau ceritain? Itu aja?”
“Ne. Just it**.”
“Ooo. Ya udah, gue ikut bahagia deh.”
“Cuman itu. Kok lo gak heboh kaya biasanya sih?”
“Gak apa-apa kok. Gue cuman lagi pusing nih mikirin……”
“Ayo mikirin apa?”
“Soal Kimia ini, dari tadi gue udah belibet nyarinya. Hehehe.”
“Jiaah… gue pikir mikirin apaan. Ternyata ujung-ujungnya pasti ke pelajaran. Kapan sih lo mikirin tentang hal lain selain pelajaran?”
“Kemaren-kemaren aku udah mikirin hal lain selain pelajaran kok.”
“Apaan?”
“Super Junior. Hahaha!”
“Alah lo tuh pikirannya kalau gak pelajaran, ya boy band Korea, ckckck.”
***
Beberapa hari kemudian ada sms nyasar ke handphone Keisha dan ternyata itu sms dari Kak Dhika. Entah kenapa hampir setiap hari Kak Dhika mengirim sms ke Keisha. Hanya untuk menanyakan keadaan Keisha bahkan hanya untuk menanyakan apakah Keisha sudah makan apa belum.
“Keis, berapa hari ini gue perhatiin lo gk pernah lepas sama handphone lo. Emangnya ada apa sih?” Tanya Reisha
“Nggak apa-apa kok. Gue cuman lagi smsan aja.” Jawab Keisha sekenanya.
“Ciee, smsan sama siapa sih?”
“Sama Kak Dhika.”
“Pantesan. Eh apa tadi lo bilang smsan sama siapa?”
“Kak Dhika.”
“Apa?????? Sejak kapan???? Kenapa lo gak ngasih tau gue?” Teriak Reisha. Keisha pun langsung membekap mulut sahabatnya itu, agar gak ada keluar kata-kata yang aneh sebagainya.
“Ya ampun gak usah teriak-teriak dong. Malu-maluin tau.” Kata Keisha sambil melepaskan tangannya
“Abis kan gue kaget Keis. Trus, kapan lo mulai smsan sama dia?”
“Kira-kira sekitar seminggu yang lalu. Emangnya kenapa?”
“Ya ampun udah lama. Knp lo gk ngasih tau gue?”
“Lo juga sih yang sibuk melulu jadi gue gak bisa ceritain deh.”
“Lo kan bisa sms atau telpon gue.”
“Gimana bisa gue sms lo, kan handphone lo selama satu minggu ini rusak.”
“Ooo, iya ya gue lupa.”
“Gue gak percaya kalau lo itu peringkat pertama di kelas.”
“Emangnya kenapa?”
“Lo kan orangnya pelupa kok bisa nginget rumus yang njlimet, sedangkan hal sepele yang kaya tadi aja lo gak inget.”
“Gue gak tau juga.”
***
Malamnya, Kak Dhika ngajakin Keisha makan malam. Keisha pun langsung panik. Dia bingung mau pakai baju apa. Dia merasa harus tampil cantik malam ini. Akhirnya pilihannya pun jatuh ke gaun biru safir yang dipadukan dengan bolero warna putih, serta sepatu high heel warna senada.
***
Tepat jam 7 malam Kak Dhika datang menjemput Keisha. Dia memakai kemeja putih dengan jas hitam yang pas di badan, membuatnya semakin gagah di mata Keisha. Keisha terpana melihat Kak Dhika yang lain dari biasanya. Begitu juga dengan Kak Dhika, dia sangat merasa kaget dengan dandanan Keisha malam ini. Keisha yang terbisa cuek dengan penampilan, berubah 180 derajat. Keisha yang merasa risih dengan pandangan Kak Dhika langsung membuka pembicaraan.
“Kapan kita berangkatnya? Kok jadi diem di sini.” Tanya Keisha sambil menutupi rasa malunya. Untung saja hari sudah gelap, kalau tidak bisa wajah Keisha yang sekarang udah kaya kepiting rebus pasti kelihatan.
“Eh, iya. Ayo kita berangkat sekarang.” Kata Kak Dhika salah tingkah.
***
Mereka pun berangkat menuju restoran yang di tuju. Di perjalanan mereka masih agak canggung dengan sesama karena, mereka masih terlalu gugup untuk saling berbicara. Sesampainya di restoran yang di tuju, mereka langsung menuju tempat yang sudah dipesan Kak Dhika, tepat di Balkon restoran tersebut. Suasana di sana sangat romantis, meja makan di kelilingi lilin-lilin yang sengaja dibentuk seperti hati.
“Wah! So sweet.” Kata Keisha
“Kamu suka?” Tanya Kak Dhika
“Yup, suka banget. Tapi kenapa jadi Kakak repot-repot bikin kayagini?”
“Karena di sini lah aku akan mengungkapkan hal special.”
Kak Dhika langsung mengajak Keisha menuju pinggiran balkon. Ternyata di bawah balkon itu ada kolam renang yang di atasnya ada lilin yang di susun berbentuk sebuah kalimat “I LOVE U” belum selesai dengan keterkejutannya, Kak Dhika langsung menarik Keisha ke dalam pelukannya.
“Keis, aku sayang sama kamu. Mau gak kamu jadi pacar aku.” Kata Kak Dhika
“Emm, gimana ya?” Jawab Keisha gantung
“Keis, aku bener-bener sayang sama kamu. Jadi, aku mohon banget kamu terima aku ya.” Kata Kak Dhika memelas.
“Aku mau kok.” Jawab Keisha pendek, tapi itu langsung membuatnya malu.
“Makasih ya Keis. Kamu mau nerima aku jadi pacar kamu.”
“Sama-sama Kak.”
Setelah itu mereka makan dan saling bercerita tentang perasaan satu sama lain. Dan ternyata perasaan mereka berdua sama. Mereka saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Keisha gak menyangka ternyata hal yang selama ini iya mimpikan menjadi kenyataan.
Kosa Kata:
*: Iya, iya aku mengerti
**: Iya, hanya itu.