Selasa, 12 Oktober 2010

Air Mata di hidupku

Hari ini mengigatkanku atas kejadian beberapa tahun yang lalu. Saat itu, hujan turun dengan lebatnya, seakan langit ingin merendam seluruh permukaan bumi. Dan bersama itu tak henti jatuh air mata di tanah merah yang basah itu. Tak ada satu kata pun yang keluar dari mulut orang-orang itu. Hanya untaian do’a dalam hati yang tertuju pada penghuni makam itu.
Dan yang paling mengiris hatiku, penghuni makam itu adalah orang yang selama ini ku panggil Ayah. Betapa tidak, orang yang selama ini menjadi penyemangat hidupku sudah tak berada di dunia ini lagi. Aku sangat menyesal karena, disisa hidupnya itu aku terlambat mengucapkan kata terima kasih. Sungguh penyesalan tiada akhir bagiku.
Teringat di kala aku masih duduk di bangku SD, Ayah selalu mengantarku kemana pun aku pergi. Aku sangat bahagia pada waktu itu. Hari-hari ku jalani dengan indahnya saat bersama dengannya. Sampai suatu hari bencana menerpa diriku.
Sampai pada suatu hari, aku melihat mata Ayah yang basah, dan tubuhnya yang bergetar sambil memegang kertas di tangannya.
“Ayah, kenapa menangis?” Kataku
Ayah tetap diam. Tapi entah kenapa dia menatapku dengan dalam, setelah menatapku tangis Ayah semakin pecah. Baru kali ini aku melihat Ayah menangis. Sesaat kemudian Ayah memelukku, dan dia berkata padaku,
“Sahara kamu yang tabah ya,” kata Ayah. Tapi aku masih tidak mengerti, apa maksudnya itu.
“Memangnya kenapa, Ayah?” Aku pun menjawabnya setelah termangu beberapa saat.
“Kamu, kamu mengidap kelainan ginjal,” kata Ayah sambil menahan tangisnya yang makin menjadi.
Aku masih tidak mengerti apa yang Ayah katakan. Aku baru mengerti saat aku merasakan sakit yang luar biasa di bagian perutku. Tiap dua minggu sekali aku harus cuci darah. Dan itu membuat tubuhku sangat lemah. Ayah selalu menemaniku kemanapun aku pergi.
Hal ini berlangsung sampai aku menginjak bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), sungguh aku sangat iri melihat teman-temanku yang normal. Kadang aku mengeluh dan mengira Tuhan tidak sayang padaku. Tapi ternyata semua itu salah, di balik semua penyakitku itu aku adalah sisw yang berprestasi. Ku masih sangat bersyukur kerena, aku masih bisa membanggakan kedua orang tuaku.
Sangat bahagia rasanya ketika ku tangkap keharuan sekaligus kebanggaan dalam senyumnya. Dan aku sangat tidak ingin melenyapkan senyum itu. Hanya satu kata yang ku dengar dari mulutnya.
“Ayah sangat bangga padamu nak,” kata-kata itu selalu terngiang di telinga ku. Satu kalimat yang sangat memotivasi diriku, untuk menjalani hidup di tengah penyakit yang ku derita ini.

***

Sampai suatu hari aku merasakan sesuatu yang lain di badanku, kepalaku pusing serasa bumi berputar dengan cepatnya. Seketika langit berubah warna dan menjadi hitam. Aku tidak ingat apapun setelah itu. Yang ku dengar hanya sayup-sayup suara teman-temanku itupun sangat lemah dan hamper tidak terdengar.


***

Saat aku membuka mata, aku berada di ruangan yang bernuansa putih. Apakah aku berada di rumah sakit? Kenapa aku bisa berada di sini? Di sampingku ada Ibu yang duduk sambil menangis tersedu. Ku lihat matanya merah, semerah saga.
“Ibu kenapa menangis? Ayah di mana bu?” Tanyaku.
“Ayah mu sudah…” Jawab Ibu menggantung seperti ada yang disembunyikan dari aku
“Sudah kenapa bu? Kenapa Ayah tidak datang menjenguk Sahara? Kenapa?” Kataku beruntun
“Ayahmu sudah dipanggil Tuhan, Sahara. Kamu yang sabar ya,” tangis Ibu pecah.
“Itu tidak mungkin bu! Ayah tidak mungkin meninggalkan Sahara sendiri!” Aku sangat terkejut mendengar semua itu.
“Itu semua nyata nak, kamu harus ikhlas ya,” kata Ibu seraya menghiburku.
Aku tidak bisa lagi menahan tangisku. Aku merasa dunia ini runtuh, aku seperti tidak mempunyai semangat hidup lagi. Ternyata Ayahku meninggal karena aku. Karena waktu aku pingsan Ayah dengan terburu-burunya ingin datang ke rumah sakit untuk melihat keadaanku, dalam dia tertabrak truk yang melaju dengan kecepatan timggi. Dan Tuhan telah berkehendak, Dia telah mengambil Ayahku kembali. Dan yang paling menyayat hatiku, aku belum mengucapkan kata maaf terakhir padanya.

***

Hujan turun derasnya membasahi bumi yang saat ini gelap gulita. Membasahi tanah merah yang baru saja berpenghuni itu. Ayahku meninggal dengan bibir tersenyum. Senyum yang sama seperti dulu. Aku baru tahu asal senyum yang tersemt dibibirnya itu. Ayah telah menyumbangkan ginjalnya untuk aku. Ibuku berkata,
“hanya satu harapan Ayahmu, yaitu kamu harus sembuh.” Kata ibu saat itu.

***

Hingga saat ini semua itu masih saja membayangi pikiranku. Tapi, aku tidak mau terpuruk dengan semua itu. Sekarang aku sudah menjadi dokter di rumah sakit ternama di Indonesia. Ingin sekali aku mengucapkan kepadanya bahwa aku telah melakukan apa yang dia inginkan. Namun apa daya aku tak bisa, hanya satu yang pasti aku tahu Ayah melihat semua yang telah ku capai sekarang.
Ayah namamu selalu ada di hatiku sampai kapan pun, walau kita tak bisa berjumpa lagi.

Senin, 09 Agustus 2010

MY LOVE STORY

My Love Story

Cerita ini berawal ketikaku mulai menyukai lawan jenisku, saat itu aku baru kelas VII SMP. Aku menyukai seseorang yang sudah aku kenal dari kecil. Aku dan Dia telah bersahabat sejak kami berdua masih kecil. Dan kami pun selalu, bersekolah di tempat yang sama sampai SMA.
Entah kenapa rasa itu timbul dengan sendirinya. Disaat aku tahu dia menyukai orang lain, hatiku sangat terasa sakit olehnya. Disaat dia bicara dengan ku yang dia ingat hanyalah orang itu. Tapi aku hanya bisa diam dan tersenyum atas itu. Aku tak mungkin mengatakan perasaanku yang sebenarnya kepada dia. Karena, aku sangat takut, kalau dia tahu perasaanku dia akan melupakan aku sebagai sahabatnya.
Sekarang di saat aku sudah SMA pun aku masih saja menyimpan rasa itu walaupun seringkali rasa sakit selalu ada di saatku melihat dia dengan orang lain. Aku ingin sekali melupakan rasa itu tapi entah mengapa rasa itu masih saja ada.
“Eh Al, gue mau curhat nih !” Kata Dhika
“Curhat apaan? Tetang Dhini lagi?” Jawabku
“Iya nih, kok lo tau banget sih? Lo emang sahabat gue yang paling baik deh !”
“Udah deh gak usah pake muji-muji gue segala, semua orang juga tahu kalau gue itu baik.”
“Jiaah, baru dipuji dikit udah kumat deh sifat aslinya.”
“Rese banget sih lo! Gak bisa liat temen lagi seneng deh. Udah deh gak usah pake ngejek-ngejek gue to the point aja deh.”
“Iyadeh, iya gue gak bakal ngejek lo lagi. Gue janji !”
“Oke, sekarang lo cerita deh.”
“Jadi gini Al, bentar lagi kan si Dhini Ultah. Gue mau ngasih dia hadiah tapi gue kan gak tau apa yang dia suka, jadi………”
“Lo mau minta bantuan gue, buat nyelidikin apa kesukaanya Dhini ?” potong ku.
“Yup bener banget! Lo emang bener-bener sahabat terbaik gue Al. gue janji deh gue bakalan nurutin semua kemauan lo deh.” Kata Dhika kegirangan
“Janji loh ya, kalau gue bisa ngedapetin infonya lo harus mau gue suruh-suruh.” Kataku meyakinkan
“Iya gue, janji. Tapi ngomong-ngomong lo mau minta apaan sih, perasaan lo udah punya semuanya deh.”
“Ada deh, ntar aja kalo gue udah berhasil ngedapetin infonya, gue bakal ngasih tau elo deh.”
“Tapi Al kok perasaan gue gak enak sih, pasti lo ada niat ngapa-ngapain gue ya, ngaku lo!”
“Idih ge-er banget sih lo. Siapa juga yang mau ngapa-ngapain lo.”
“iyadeh, gue kan cuman bercanda kok lo sensi banget sih? Lagi dapet ya?” Dhika mulai menggodaku lagi
“Diam deh! Kalau lo masih gangguin gue, gue gak bakalan ngebantuin lo!” aku mulai kesel.
“Peace deh. Gue gak bakal gangguin lo kok.”
“Nah, gitu dong.”
Aku pun mulai mencari tahu tentang kesukaannya Dhini. Walaupun sebenarnya aku sangat-sangat sakit hati dengan dia yang sering ku anggap sebagai perebut sahabatku. Aku pun mulai tahu ternyata dia sangat suka sama yang namanya warna hijau muda, setelah aku liat-liat semua barang miliknya hamper semuanya warna hijau muda. Mulai dari tas sekolahnya, buku tulisnya, kotak pensilnya, jepit rambut, bando, sama ikat rambutnya juga warna hijau muda. Ckckck green lovers banget. Dan dia itu ternyata orangnya sangat lemah lembut, beda banget sama aku yang ngomongnya aja udah kaya cowo. Pantes aja si Dhika suka sama dia.
Dan waktu aku sering merhatiin dia, aku sering banget memergoki Dhika lagi berduaan sama dia. Saat melihat itu aku gak tau lagi apa yang akan aku lakukan. Mencegahnya, itu sangat tidak mungkin emangnya aku siapanya dia, aku kan Cuma sahabatnya. Setelah melakukan penyelidikan itu, aku pun mengatakan semu yang aku tahu ke Dhika. Walaupun sebenarnya aku sangat berat menyampaikannya.
“Eh dhik, gue udah tau apa yang Dhini suka.” Kataku berusaha bicara dengan seriang-riangnya
“Wah, hebat banget sih lo cuma tiga hari lo udah tahu apa kesukaan dia. Emangnya apaan sih yang di sukain sama dia?” Kata Dhika yang kayanya sudah gak sabar
“Dia itu suka banget sama warna hijau. Dan dia itu kan feminim banget. Gimana kalau lo kasih aja dia kalung atau cincin yang pake liontin warna hijau. Gak perlu yang mahal kok. Gue yakin dia pasti suka.”
“Thank’s banget ya Al! Gue bakal ngikutin saran lo. Dan sekarang lo bilang aja apa yang lo mau pasti gue turutin.”
“Gue mau lo beliin gue 3 novel teenlit terbaru.”
“Nih, gue udah siapin 4 lagi.”
“Kok, lo bisa tau sih?”
“Aduh Alissa, sejak kapan sih kita itu sahabatan? Gue tau lagi yang lo sukain.”
“Thank’s ya!”
“Masama.”
Dan ternyata emang bener banget, gak lama setelah hari itu Dhika dan Dhini pacaran. Perasaan sakit itu semakin menjadi-jadi. Hari pertama aku dengar mereka berdua pacaran, aaku langsung sakit. Aku tahu fisik ku sangat tidak kuat memendam perasaan sakit ini. Tapi aku masih bisa tersenyum saat Dhika dan Dhini menjenguk aku.
Berbulan-bulan aku hamper bisa, melupakan Dhika, karena kesibukanku di sekolah. Karena aku ingin masuk jurusan IPA, aku belajar dengan giat dan les kesana-kemari. Sampai akhirnya penyakitku kambuh. Tapi aku tidak memberi tahu siapa-siapa kecuali orang tuaku.
Sampai akhirnya, Dhika datang ke rumah ku untuk mengantarkan undangan Ultahnya.
“Kok, lo lama banget sih sakitnya. Sakit apaan sih lo?” Kata Dhika sambil menatapku
“Gue gak papa kok. Gue cuma kecapean aja. Lagian kan aku baru tiga hari gak masuk. Lo kangen sama gue ya?” Kataku berusaha mencairkan suasana.
“Iya gue kangen banget, gak ada lagi tempat gue cerita tentang Dhini.”
“ih kok Dhini lagi sih, bosen eh gue dengerin curhatan lo tentang dia.”
“Iya deh, maaf-maaf. Eh ngomong-ngomong lo tau gak bentar lagi hari apa?”
“Gak. Emangnya kenapa?”
“Ih lo kok gitu sih. Masa lo gak tahu hari apa?” Kata Dhika yang mulai merengut
“Iya deh iya. Gue tau kok hari Ultah lo kan?” Kataku
” Yup nih gue mau ngasih lo undangan Ultah gue. Jangan lupa lo harus datang. Dan yang paling penting lo harus bawa kado.”
“Iya, gue pasti datang kok.”
“Bagus-bagus, lo harus dandan yang cantik ya soalnya gue gak mau lo di ketawain temen gue lagi, gara-gara lo cuma pake kaos sama jeans belel ke Ultah gue tahun kemaren.”
“Iya deh, gue tau.”
Hari ini hari minggu, tepat jam 3 sore. Aku pun mulai bersiap-siap untuk ke pesta Ultah si Dhika. Aku sudah minta Mamaku untuk ngedandanin aku buat ke pesta itu. Malam itu, aku datang dengan gaun warna putih dengan muka dan rambut yang udah di hias habis-habisan oleh Mamaku. Aku yakin banget kalau si Dhika gak bakal ngenalin aku saat ini.
Sesampainya di pesta aku langsung masuk dan gak lupa aku selalu di jadiin entri pertama yang wajib ngasih kado sama dia. Aku tahu banget apa kesukaan Dhika. Dari jaman TK sampai sekarang dia suka banget sama yang namanya komik jepang alias manga. Gak jauh sama aku yang hobinya suka baca novel.
Aku melihat tampang Dhika yang keliatan seneng banget berdiri di samping Dhini. Aku pun baru menghampirinya saat dia sudah tidak bersama Dhini lagi.
“Woy Dhika!” Teriak ku
“Alissa! Kok malam ini lo cantik banget sih?” Kata Dhika yang kayanya takjub ngeliat penampilan aku
“Gue kan gak mau bikin lo malu lagi di pesta Ultah lo. Jadi gue dandan deh.”
“Ya ampun yang kemaren itu gue cuma bercanda kale.”
“Yah udah terlanjur kaya gini.”
“Jangan di sesalin, bagus kok.”
“Thank’s nih kado buat lo.”
“Makasih ya Al!”
“Masama”
Setelah itu Dhika meninggalkan aku dan yang aku lihat, Dhika nyerahin uang ke Dhini. Lalu mereka berdua ngomong, tapi gue gak tahu apa yang mereka omongin. Tapi, gak lama mereka malah seperti orang yang lagi bertengkar. Dan si Dhini bilang kalau dia mau putus sama Dhika.
“Gue mau putus dari lo, sekarang juga!” Teriak Dhini
Aku gak nyangka Dhini bisa bicara sekasar itu ke Dhika.
“Kenapa? Apa alasan lo mutusin gue?” Kata Dhika
“Karena, gue sebenarnya gak sayang sama lo Dhika!”
Jadi selama ini Dhini gak bener-bener sayang sama Dhika. Dhini pun langsung berlari meninggalkan Dhika. Tapi Dhika langsung ngejar Dhini. Dhini pun tersusul tapi, ternyata dia malah ngedorong Dhika ke jalan raya. Dan Dhika tertabrak mobil, aku gak tau lagi apa yang harus aku lakuin, aku langsung lari kearah Dhini dan langsung ngegampar muka Dhini.
“Lo tega, banget sama Dhika. Kalau lo mau putus sama Dhika lo gak usah pake ngedorong dia!” Teriak ku
“Alah lo bilang aja kalau lo suka sama Dhika kan. Terserah gue dong gue mau ngedorong dia kek itu bukan urusan elo.” Kata Dhini
“Itu jelas urusan gue, karena dia sahabat gue. Dan bukan urusan lo kalau gue suka sama Dhika.”
Aku pun langsung ngedatengin tubuh Dhika yang dilumuri darah. Aku gak bisa menahan tangisku. Aku langsung memeluk tubuhnya dan menyatakan perasaanku kepadanya.
“Dhika! Dhika! Sadar dong ini Al. lo gak boleh ninggalin gue. Gue sayang banget sama lo Dhika!” Teriakku
Aku langsung menyuruh teman-temannya Dhika buat ngangkat si Dhika ke mobil aku. Aku gak sadar lagi gaun putih ku berlumuran darah Dhika. Aku langsung menancap gas mobilku ke rumah sakit. Sampainya di sana, Dhik langsung di bawa ke ruang ICU. Kata Dokter Dhika sedang kritis dan harus segera di operasi.
Setelah berjam-jam aku dan orangtua Dhika menunggu operasi selesai akhirnya Dokter pun keluar dengan wajah tersenyum.
“Selamat Pak, anak anda sudah melewati masa kritisnya.” Kata Dokter
“Alhamdulillah, sekarang apakah kami bisa melihat anak kami dok?” Kata Papa Dhika
“Maaf sekali Pak, Bapak baru bisa melihat anak Bapak besok setelah obat biusnya habis. Terima kasih.”
“Oh iya, tidak apa-apa.” Kata Papa Dhika pasrah
Setelah itu Mama Dhika menyuruh aku pulang dan datang kembali besok. Keesokan harinya aku menjenguk Dhika, dan ternyata dia sudah siuman. Dia terenyum kepadaku dan memberikan isyarat kepada Mamanya untuk keluar.
“Gimana Dhik, udah baikan?” Kataku
“Seperti yang lo liat, gue gak kehilangan apa-apakan? Itu berarti gue baik-baik aja.” Kata Dhika
“Jiah, kumat gilanya.”
“Al, ada yang mau gue omongin sama lo.”
Dan Dhika pun bilang kalau dia pacaran sama Dhini tuh pura-pura dan dia yang minta di dorong ke jalan raya itu. Itu dia lakukan demi seseorang yang di sayanginnya.
“Gila lo! Kalau nyawa lo gak selamat gimana?” kataku
“Ya gak papa. Asalkan gue tau dia juga suka sama gue.” Balasnya sambil senyum-senyum gak jelas.
“Siapa sih yang bikin lo jadi gila kaya gini.”
“Elo…”
“Apa lo bilang, Gue? Gue gak salah denger kan?”
“Iya lo gak salah denger kok. Orang yang gue sukain sejak dulu tuh ya elo. Orang yang bikin gue gila kaya gini ya elo.”
“Gue, minta maaf. Kalau semua ini salah gue. Tapi kok lo nekat banget sih. Lo kira nyawa lo ada 9 apa?”
“Gue cuman mau denger langsung dari mulut lo, klau lo suka sama gue. Dan ternyata terbuktikan?”
“Eh, tunggu dulu kapan emangnya gue bilang suka sama lo. Ih, ge-er banget sih lo.”
“Alah lo gak usah nyangkal deh. Gue udah denger langsung dari mulut lo sendiri.”
“Tapi kapan…” aku langsung ingat kejadian malam itu
“Tuh kan, gak bisa ngong apa-apa kan lo. Gue juga sebenarnya sayaaang banget sama lo dari kita baru masuk SMP.”
“Loh kok kita bisa sama ya?”
“Nah kan akhirnya ngaku juga lo.”
“Ya deh gue ngaku sama lo kalau gue juga sayaaang banget sama lo.”
“Jadi sekarang kita pacaran nih?”
“Iya deh. Tapi nama panggilan sayang kita apaan ya? Tapi, lo mau nggak make panggilan sayang, kalu gak mau gak papa juga sih.”
“Gue sih mau-mau aja tapi apa ya?”
“Gimana kalau Memo-Bebo, s’tuju gak?”
“Bagus tuh, pake itu aja.”
“Oke sip deh Beboku……, hahaha”
“Sip deh Memoku sayaaang……”
“Tapi Dhik, gue mau ngaku gue sama lo…”
“Ngaku apaan?”
“Sebenernya gue punya penyakit yang cukup parah. Gue selalu berusaha nutupin hal ini sama lo.”
“Lo sebenernya sakit apaan sih? Sampai gue aja gak dikasih tau.”
“Gue sakit kanker otak stadium awal. Gue tau sih sebenarnya penyakit gue ini bisa sembuh kalau di obtain. Tapi gue takut banget kalau lo tau soal ini, lo gak mau lagi sahabatan sama gue.”
“Itu sangat gak mungkin Al! Gue nerima lo apa adanya dan gue pasti akan support lo buat ngehadapin semua itu.”
“Thank’s ya Dhik. Gue beruntung banget dapet sahabat yang sekarang jadi pacar kayak lo.”
“Ya iyalah Dhika alias Bebo… hahaha”
“Iya deh iya…”
Akhirnya aku tau perasaan Dhika yang sebenarnya. Dan aku gak perlu khawatir lagi Dhika bakal ninggalin aku, karena Dhika sudah tau semua tentang aku, termasuk tentang penyakitku ini.
Yup, itulah cerita cintaku yang menurutku sangat ajaib. And this it my love story yang pasti akan ku kenang selalu.

Kamis, 20 Mei 2010

tahun terakhir di sekolah part 2

Sesaat kemudian………

“ Siniin deh. Gue mau ngirim ni foto ke hape gue ! “ Kata Zizah.
“ Jangan donk Zah ! N’tar Reza sama mithanya marah.” Kataku sambil mencegah Zizah untuk mengambil hapenya Reza.
“ Gak usah dipeduliin deh.”
“ Ya udah terserah lo deh. Tapi lo harus janji gak ngapa-ngapain tuh foto. Dan lo yang harus nanggung semua akibatnya. “ Kata Nandha sambil memberikan hapenya Reza.
“ Oke ! gue bakal nanggung semua akibatnya.” Jawab Zizah.

Dan akhirnya Zizah pun mengirim foto itu ke hapenya. Dan setelah kejadian itu kami berempat gak pernah mengungkitnya lagi. Dan ternyata setelah satu minggu kejadian itu berlalu, anak-anak kelas IX SMP Tirta di hebohkan oleh foto itu. Tapi untung aja foto itu gak sampai ketahuan guru-guru.
Melihat kejadian itu jelas aja Aku, Rara dan nandha kaget abis. Dan kami bertiga pun yakin kalau Zizah adalah orang yang menyebarkan foto itu. Tapi, waktu kami Tanya dia bilang gak tau dan dia malah marah-marah.
“ Zah gue mau nanya ? “ Tanya Nandha
“ Nanya apa ? “ Tanya zizah balik
“ Lo nyebarin foto Reza ma Mitha itu ke anak kelas IX lainnya ya ? “ Tanpa ba-bi-nu Nandha langsung nanya.
“ Enggak kok. Lo jangan asal tuduh deh ! “ Kata Zizah langsung marah
“ Gue gak nuduh lo ! Tapi gue cuman nanya doank, dan elo gak usah nyolot gitu dong !!!!! “ Teriak nandha
“ Udah donk ! Kalian kok malah berantem sendiri.” Kata Rara memisahkan.
“ Dia tuh yang mulai duluan. Padahal kan aku nanyanya baik-baik, tapi dianya malah nyolot ! “ Kata Nandha
“ Lo tuh yang duluan. Lo kan nuduh gue yang macem-macem “ Kata zizah
“ Udah !!! Stop ! “ Aku udah gak tahan lagi denger teriakan mereka berdua makanya aku lagsung teriak.
“ ya deh aku minta maaf deh Dian. Tapi dia tuh yang mulai duluan. “ Kata Nandha
“ Stop ! Udah jangan salah-salahan terus donk.” Kataku
“ Dan satu lagi. Zizah kamu gak usah marah gitu donk kalau bukan kamu yang nyebarin. Aku sering banget tuh baca di novel kalau orang yang marah-marah kalu ditanya itu bearti dia lagi ngelakuin kesalahan.” Aku pun mulai berkhotbah
“ Tapi itu di novel bukan kenyataan kan ? “ Tanya Zizah
“ Tapi itu kebanyakan kebukti lo. Coba aja kamu nanya ama orang lain, misalnya ke orang yang kamu sangka maling, kalau dia maling pasti dia akan gugup dan marah. Kaya kamu sekarang ini. “
“ Tapi gue gak nyebarin foto itu.” Zizah masih membela dirinya.
“ Jadi sapa donk ? “ Kata Rara
“ Gak tau ah pusing.” Kata Nandha
“ Lagi pula kenapa cuman aku yang dituduh ? Kan yang tau foto itukan gak cuman aku, kalian bertiga jugakan ? “ Zizah malah nuduh Aku, Rara dan Nandha.
“ Loh kan yang ngirim foto itukan Cuma kamu kenapa jadi kamu nuduh kita ? “ Tanyaku
“ Siapa tau kalian bertiga minjam hapenya Reza lagi tanpa sepengetahuan aku. “
“ Wah ! Wah ! Wah ! Lo pinter banget nuduh orang sembarangan n’ lo tuh emang paling jago banget ngadu domba orang.” Kata nandha yang marah banget waktu Zizah ngomong kaya gitu.
“ Kenapa emangnya ? Lo marah ya ? “
“ Ya emang salah kalau kita marah ? HAH !!!! Elo tuh ya di kasih HATI minta JANTUNG !!!! “ Kataku yang gak tahan lagi ngelihat kelakuan Zizah.
“ Bener kata Dian tadi. Kamu tuh nyadar donk kamu kan anak baru di sini gak usah macem-macem deh. Aku tau maksud kamu itu. Pasti kamu mau mejelekkan kami bertiga kan ? Dan kamu mau ngancurin pertemanan kami. “ Kata Rara
“ idih ge-er banget sih kalian. Siapa juga yang mau ngancurin pertemanan kalian. Kaya gak ada kerjaan apa aku. “ Kata Zizah
“ Emang lo tuh gak ada kerjaan banget tau gak ? “ kata Nandha

Setelah itu Kami gak mengubris masalah itu. Tapi ternyata gossip itu udah sampe ketelinga Reza ama Mitha. Dan parahnya lagi Tyas temennya Mitha yang sinis abis itu nuduh kalau Nandha ama Zizah yang nyebarin foto itu. Padahal Reza ama Mithanya aja kan gak apa-apa tuh malah yang heboh si Tyas, padahal kan dia gak ada sangkut pautnya. Tapi mungkin dia merasa, dia harus membantu sohibnya ( Mitha ) itu.
Sampai kejadian klimaksnya yaitu, pada hari sabtu waktu les di sekolahan. Waktu itu si Tyas teriak dan bilang kaya gini
“ Gue sumpahin tuh siapa yang nyebarin foto temen gue, kalau dia bakal mandul seumur hidup. “ Kata Tyas
Pas banget waktu itu Aku, Rara, Olive, Amel, Nandha dan Zizah lagi makan bareng di kelas. Yang pasti kami semua kaget banget. Dan gak lama setelah kami selesai makan, Nandha langsung ngedatengin si Tyas.
“ Yas gue mau ngomong ama lo ? “ Kata Nandha
“ Kalau mau ngomong, ya ngomong aja. “ Jawab Tyas dengan gaya judesnya.
“ bener gak yang kata orang-orang kalau lo nuduh gue yang nyebarin foto itu ? “
“ Kalau iya kenapa, kalau enggak kenapa ? “
“ Lo jangan asal tuduh deh. ”
“ emangnya kenapa ? Kalau gue nuduh elo, keberatan ? Kalau elo keberatan bearti isemua tuduhan gue itu bener donk ? “
“ Gue bukannya marah ataupun keberatan. Tapi cara lo itu yang nuduh sembarangan tanpa bukti itu lo yang bikin gue kesel. “
“ Ya udah bearti masalah ini gantung donk ? Kan gak ada yang tau siapa yang nyebarin foto itu.”
“ Ya udah terserah lo aja deh.”

Akhirnya, masalah itu hilang dengan sendirinya tanpa ada yang tahu ujungnya seperti apa.
Lepas dari masalah itu ternyata Rara udah bisa sedikit melupakan Reza. Semua itu karena kehadiran Rizal di kehidupan Rara. Awal mereka kenal itu kata Rara waktu masih kelas 8 dia ( Rizal ) pernah nembak temenya Rara. Tapi waktu itu Rara malahan benci banget sama Rizal, karena dia tahu kalau Rizal itu playboy. Tapi bener juga ya kata orang-orang kita gak boleh terlalu benci sama seseorang ntar nanti kita malah jatuh cinta atau singkatnya Benci Jadi Cinta gitu deh.
“ Ceria banget nih. “ Kataku
“ Iya dong, kita kan harus mengawali hari ini dengan senyuman. “ Kata Rara yang pipinya merona merah kaya lipstik.
“ Ada gossip gak ? “
“ Gak ada sih tapi aku punya cerita nih. ”
“ Apaan-apaan jangan bikin aku penasaran deh. ”
“ Sabar dong, jadi gini kan waktu liburan kemaren itu aku smsan ama Rizal,”
“ Hah, Rizal yang item itu ?”
“ Huss, walaupun orangnya item tapi dia baik banget lo sama aku.”
“ Ya udah deh. Lanjutin dong ceritanya.”
“ Jadi, waktu kami smsan itu kan kami makin akrab, dan gak lama kemudian dia bilang suka ke aku.”
“ Nembak gitu maksudnya ?”
“ Iya lah, emangnya ngapain lagi.”
“ Trus kamu terima gak ?”
“ Belum aku mau minta pikir-pikir dulu. Menurut kamu gimana ? Terima gak ?”
“ Kok aku sih kan yang mau pacaran kan kamu.”
“ Tapi kan kamu kenal tuh ama Rizal. Jadi aku mantra pendapat kamu.”
“ Kalau aku sih stuju-stuju aja. Coba kamu Tanya sama Olive deh. Dia kan suka banget tuh nilai orang.”
“ Ya udah deh. Olive sini bentar dong.”
“ Ada apa sih ? “ Tanya Olive

Lalu aku pun menjelaskan semuanya ke Olive. Dan ternya pendapat Olive sama kaya aku. Dan akhirnya pun Rara mau pacaran ama si Rizal. Tapi, waktu Rara mau ngejawab si Rizal malah ngomong kalau dia nanti sma mau keluar daerah jadi dia nanya sama Rara mau gak kalau hubungan jarak jauh. Tapi, Rara bilang dia gak mau. Dan akhirnya hubungan mereka sampai di situ aja. Dan Rara makin kecewa lagi ketika dia tau Rizal ngomong ke temannya kalau dia gak pernah nembak Rara.
Aku sih prihatin banget sama Rara, dia itu kan cantik tapi kenapa dia selalu dikecewain sama cowok yang menurutku gak cakep-cakep amat. Malahan jauh banget sama tampangnya Dhika ( he he he ).

Setelah itu sih kehidupan kami berjalan dengan lancer lagi, tapi itu cumin sebentar. Sekarang yang punya masalah adalah sohib aku yang paling gokil. Yup ! Bener banget Nandha. Yang harus di ketahui Nandha itu gak pernah punya masalah yang berat ( itu sih kata Nandha, sebenarnya sih aku gak percaya ). Tapi akhir-akhir ini dia punya masalah cinta. Semenjak itu dia jadi sering cerita sama aku soal masalah cintanya. Dan kami pun makin akrab.
Sementara aku dan Nandha makin akrab. Masalah terjadi antara Aku, Rara dan Olive. Masalah itu berawal dari Olive nyangka kalau aku yang nyembunyiin kipas kesayangan dia. Padahal aku yang nemuin tu kipas. Jadi setelah itu Olive gak menghiraukan aku lagi. Padahal aku udah berapa kali minta maaf sama dia. Rara yang ngeliat kejadian itu langsung mau ngebantu buat aku bisa baikan lagi sama Olive. Tapi semua cara yang digunain gagal. Dan aku pun pasrah. Waktu aku kesulitan cuman Rara dan Nandha yang ngibur aku.
Dan waktu Olive gak menghiraukan aku dia malah akrab sama Amel. Awalnya sih dia masih biasa-biasa aja tapi lama-kelamaan nilai ulangannya makin jeblok. Akan tetapi, saat itu dia sudah menghiraukan aku lagi sih. Tapi kami gak seakrab dulu lagi. Dan sampai puncaknya pada hari sabtu. Dia minta maaf sama Aku dan Rara karena diangerasa kalau dia sudah sadar.
“ Dian, Aku mau minta maaf sama kamu.” Kata Olive
“ Minta maaf apa ? Kamu gak ada salah apa-apa kok malah minta maaf.” Kataku yang gak terlalu menghiraukan Olive
“ Aku mau minta maaf kalau selama ini aku udah berubah. Dan aku mau nanya apa yang harus aku ubah ?”
“ Kamu harus memperbaikin nilai-nilai kamu kan bentar lagi UAN, dan kamu harus memperhatikan pelajaran. Kalau dari aku sih itu aja .”
“ Kalau gitu aku janji deh bakal berubah.”
“ Ya udah, tapi kamu gak perlu minta maaf sama aku. Kalau mau minta maaf tuh sama Rara.”
Lalu Olive pun mendatangi Rara.
“ Ra, aku mau minta maaf ya.” Kata Olive
“ Minta maaf apa ?” Kata Rara
“ Soal yang aku berubah. Aku janji bakal berubah kok.”
Tapi Rara diam dan tak menghiraukannya.
“ Ra, kamu mau maafin aku kan ?”
Rara pun mulai menangis, diantara jeda tangisannya ( cieleh ae jeda ) dio ngomong terbata-bata.
“ Aku… mau… maafin kamu asalkan… kamu gak temenan lagi… sama Amel.” Kata Rara
Waktu Olive denger kata-kata itu dia langsung pergi. Dan pada saat itu Aku langsung ngejar dia.
“ Emangnya salah ya kalau aku Cuma mau cari sahabat ?” Tanya Olive ke Aku
“ Apa ??? Kamu mau cari sahabat ? jadi selama ini Aku sama Rara kamu anggap apa ? Hah?” Aku yang mendengar itu langsung marah ke Olive.
Dan parahnya lagi waktu Olive mau ngomong ke Aku apa jawabannya. Eh si Amel malah datang dan mukanya sok-sok gak tau apa-apa lagi. Setelah itu, aku langsung pergi ninggalin Olive sama Amel. Dan waktu Aku ke kelas meja Rara udah di pantengin sama orang-orang. Aku pun langsung menuju meja Rara dan menyeruak semua orang yang ada di situ.
“ Sabar ya Ra. Ternyata dia malah milih Amel daripada kita berdua.” Kataku
“ Ya kok emangnya temen dia aja.” Kata Rara

Malamnya, Olive ngirim pesan yang isinya minta maaf sama Aku dan Rara. Dan dia berjanji bakalan gak temenan lagi sama Amel. Tapi apa ? esoknya Aku sama Rara liat pake mata kepala sendiri kalau dia jalan bareng sama Amel. Tapi, Aku dan Rara gak ngurus lagi, terserah mereka mau jungkir balik kek Kami gak peduli.

Tak usah kira kamu hebat
Ternyata kamu bukan sahabat
Tak usah kira aku marah
Malah mau ku kasih selamat
Ambillah saja BEKAS TEMEN KU……… ( Bekas pacar by Mikha )


BERSAMBUNG DULU YAWWW……
MPE JUMPA DI PART 3…

Selasa, 11 Mei 2010

tahun terakhir di sekolah

PROFIL TOKOH


Pricillia Ardianni ( Dian )
Cewek imut yang satu ini punya badan bongsor, muka jerawatan dan berkacamata. Hobinya baca buku apa aja, terutama novel. Cita-citanya jadi dokter, ‘cause dari dulu dia udah kagum ama orang berjas putih ini. Selalu dipaksa untuk pintar oleh Mamanya. Kalau udah suka sama sesuatu pasti dia akan selalu menyukainya walaupun hal yang disukainya itu sudah gak musim lagi. Mencintai diam-diam temen masa kecilnya. Sering menyembunyikan barang orang lain, karena sifat jailnya gak ketulungan. Jadi berhati-hatilah terhadap orang ini.

Tiara Yudhistira Destrilliani ( Rara )
Cewk manis yang satu ini punya sifat paling keibuan di antara temen-temennya. Dia jago banget ama yang namanya Matematika. Soal fisiknya gak perlu ditanya, dia cantik, kulitnya putih plus tinggi. Selalu dikecewain ama cowok, itulah yang membuat dia takut jatuh cinta. Cita-citanya jadi perawat. Dan dia suka banget masak dan yang pasti masakannya enak B.G.T.

Anandha Karina Putri ( Nandha )
cewek cantik yang satu ini very, very, very gokil alias lucu gila. Tiap orang yang ada di dekatnya pasti tertawa karena ulahnya. Punya badan model alias kutilang ( kurus, tinggi, langsing ). Dan punya masalah cinta yang sangat rumit. Pengertian dan enak diajak curhat. Hobinya nyanyi dan karena hobinya itulah dia bercita-cita menjadi penyanyi yang terkenal.

Olivia Camelia ( Olive )
Cewek hitam manis yang satu ini punya kepribadian yang cukup baik dan blak-blakan. Dulu adalah sahabat Dian dan Rara, tapi karena terjadi sesuatu hal yang tidak disangka, keadaan menjadi berubah.

Azizah Fitriana ( Zizah )
Cewek yang satu ini punya kepribadian yang plin-plan. Dan dia suka banget ngadu domba orang lain. Dia tuh sotoy abis dan pergaulannya sangat tinggi ( itu sih katanya dia ).
Amelia Stefani Lubis ( Amel )
Cewek inilah yang membawa petaka di kehidupan Dian dan Rara. Tampangnya sih baik tapi, itu hanya sampul belaka. Dia suka manfaatin orang lain demi kepentingannya sendiri. Pergaulannya sangat bebas. Sampai-sampai dia pernah melakukan perselingkuhan di depan mata pacarnya sendiri.

Alicia Paramitha ( Mitha )
Cewek yang satu ini bisa dibilang cinta mati banget ama Reza. Dia rela ngelakuin apa aja buat cowok yang disayanginnya. Tapi sayang cintanya sering bertepuk sebelah tangan. Mungkin karena dia terlalu polos. Padahal orangnnya sih baik, cantik pula.

Fahreza Sindunata ( Reza )
Cowok aneh plus gila tapi pinter ini suka banget ama Rara. Tapi sayang dia udah punya pacar yang namanya Mitha. Sampai akhirnya terjadi hal yang tak terduga. Orangnya sih baik tapi sombongnya itu lo yang gak ketulungan.

Andhika Wijaya Saputra ( Dhika )
Cowok yang ditaksir berat ama Dian ini punya tampang yang lumayan kerenlah ( itu sih kata Dian ). Badannya ya lumayan bagus. Orangnya sedikit aneh dan hobinya main bola.

















Aku sekolah di SMP TIRTA. Dan hari ini adalah hari pertamaku di kelas 9. baru aja datang ternyata di kelas sudah ada Reza. Ya ampun kenapa aku harus sekelas lagi ama dia.
“ Tumben…?” Kataku.
“ Tumben apanya ?” Kata Reza
“ Pagi-pagi udah dateng, tumben amat,,,,”
“ Kan hari ini hari pertama…”
“ Ooooh !“
Aku pun pergi keluar kelas dan melihat daftar nama-nama siswa di kelasku. Ternyata aku bukan hanya sekelas lagi sama si Reza, tapi aku juga sekelas sama Rara, Olive dan Amel. Aku pun milih duduk samaq Olive, soalnya aku udah kenal dia dari kelas 7.
“ Liv, kamu duduk sama aku aja.” Tanyaku
“ Sip, sip ! ngomong-ngomong Rara belum datang ya Dian ?”
“ Kayanya sih gitu,,,,”
Akhirya hari pertama pun dimulai. Ternyata anak-anak di kelasku banyak yang gokil-gokil, contohnya, ada Al, Angga, Uya dan ican. Mereka sih masih kalah gokilnya sama Nandha. Beuh… nggak usah ditanya lagi, tiap orang yang ada di dekatnya pasti ketawa mulu. Dan yang paling penting lagi aku sekelas sama Dhika.

Beberapa bulan kemudian……………
Aku punya feeling kalau si Reza tuh suka sama Rara. Dari cara dia ngelihat si Rara, cara ngomongnya juga beda sama cara dia ngomong ke orang lain.
“ Ehem, Ra! “Kataku
“ Apa? “ Jawab Rara
“ Kayaknya kamu sekarang udah punya penggemar rahasia nih.”
“ Yang bener siapa orangnya? “
“ Tuh liat,,,,” Aku pun menunjuk Reza.
“ Ra, liat aja bentar lagi dia bakal minta nope kamu. “ Kataku pasti.
“ Yang bener ? “
“ Tuh liat dia ke sini ! “
Ternyata dugaanku bener banget si Reza bakal minta nopenya Rara.
“ Ra, aku boleh gak minta nope kamu? “ Tanya Reza
“ Boleh sih, tapi buat apa? “ Tanya Rara balik
“ Emm, buat nanti nanya-nanya pr. Gak apa-apa kan? “
“ Ya udah deh! “
Dan selanjutnya setelah kejadian itu Reza selalu nge-sms Rara, malah hampir tiap hari lagi. Sampai muncul benih-benih cinta di antara mereka ( cielah hai loe kira pohon apa ). Akan tetapi, waktu bulan puasa mereka berdua gak berkomunikasi lagi. Sampai akhirnya, berita Reza pacaran dengan Mitha semakin terungkap. Hal itulah yang membuat Rara kecewa dan rasa saying yang sedang dirasakannya mulai berubah jadi benci.
“ Sabar ya Ra, cowok di dunia ini bukan Cuma dia kok! “ Hiburku
“ Iya, aku udah ngelupain semua kok! “ Tukas Rara
“ Jangan nangis lagi dong. “ Olive pun ikut menghibur Rara
“ Iya, aku janji gak bakal nangis lagi hanya karena dia! “ Kata Rara
“ Nah gitu dong ! Itu baru Rara yang kami kenal ! “ Aku dan Olive berkata serempak.
Gak lama dari kejadian itu, Rara mulai menjauh dari Reza. Dan Reza pun merasa aneh dengan sifat Rara. Akhirnya si Reza bilang ke Rara kalu dia pengen minta maaf sama Rara dan dia juga minta sahabatan lagi sama Rara. Akan tetapi, karena hati yang terlalu terluka itu membuat Rara yang sebenarnya sangat pemaaf itu tak menghiraukan permintaan maaf dari Reza.

Lepas dari masalah itu, ternyata ada murid baru yang masuk ke kelas kami. Namanya Zizah. Waktu pertama-tama aku kenal, aku kira dia orangnya baik. Tapi ternyata itu salah besar. Dia itu ternyata orang yang suka ngadu domba orang lain, buktinya hampir semua orang di kelas ku pernah di adu domba sama dia. Masalah yang paling terbesar adalah saat dia mengadu domba Nanda, Christy dan pacarnya Christy. Nanda yang gak terima pun langsung emosi.
“ Maksud loe apaan ? Nuduh gue yang macem-macem ama pacarnya si Christy !!!!! “ Nanda membentak dengan keras.
“ Aku gak ada bilang apa-apa kok ! “ Kata Zizah.
“ Alah ! Bilang aja lo mau ngadu domba gue kan ! Dan lo pasti mau ngerebut pacarnya Christy. Gue udah tau semua kebusukan lo ! “
“ Aku gak seperti itu kok. “
“ Gue peringatin sekali lagi lo tuh jadi anak baru jangan sok kecakepan, dan yang paling penting lo tuh gak usah belagu deh ! Belum juga setaun lo di sini uadah banyak banget masalah yang lo buat ! “

Semenjak kejadian itu Nanda dan Zizah gak pernah bertegur sapa lagi. Hubungan mereka renggang. Apalagi, banyak orang yang gak percaya lagi sama Zizah termasuk aku. Dan setelah aku perhatikan, ternyata masih ada orang yang percaya sama Dia. Orang itu adalah Amel.
“ Kamu tenang aja ya, masih ada aku kok. ” Kata Amel meyakinkan Zizah
“ Iya aku tahu kok, kamu gak seperti yang lainnya. Kamu tuh baik banget sama aku. “ Kata Zizah
“ Ya aku emang gitu orangnya. Aku udah kenal banget sama sifat semua orang di sini. Mereka cumin baik awalnya aja sama kamu, apalagi tuh si Nanda. ”
Dan akhirnya Zizah pun terpengaruh dengan ucapan Amel. Padahal dia gak tahu sebenarnya dialah yang sedang dipengaruhi Amel untuk menjadi pengikutnya ( mau perang kaleee, pake pengikut segala ).

Satu bulan setelah itu…………
“ Za aku minjam hape kamu dong. “ Kataku
“ Buat apa ? “ Tanya Reza
“ Ya buat minjam, udah deh aku gak bakal ngapa-ngapain nih hape. Paling aku taruh di di tong sampah tuh hape. “ Kataku bercanda
“ Nah kan aku udah tahu tuh, maksud terselubung kamu. “ Kata Reza yang ketakutan banget kalau hape kesayangan dia tuh masuk tong sampah yang menurutnya jijik banget itu.
“ Jiah, dia percaya. Aku cuman bercanda kok, gitu aja sewot. ”
“ Ya udah nih. Tapi jangan buka folder xxxx ya. ”
“ Emangnya isinya apaan sih ???? “ Tanyaku penasaran
“ Gak penting buat kamu juga kok. Isinya privacy banget. Oke ? “
“ Shipo shipo ! “

Karena aku ini orangnya jail dan punya rasa penasaran yang sangat tinggi ( tingginya ampir semonas loh ) jadi aku putusin buat nyari tuh folder sekaligus mau ngebuka. Akhirnya, aku ngedapetin tuh folder. Dan ternyata setelah aku buka isinya itu …………
“ Ra, coba ke sini ! “ Kataku panic
“ Apa sih ? “ Tanya Rara balik
“ Cepet sini makanya supaya kamu bisa tahu.”
“ Iya, iya sabar dong. ( Rara mendekati aku ) Apaan sih ampe panic gitu ? ( Melihat foto di hape Reza ) Hah Dian ? “
“ Makanya tadi aku panik. Liat nih ada dua lagi. “
“ Ya ampun gimana kamu bisa dapet foto kaya gini ? “ Rara berbisik di telingaku.
“ Tadikan aku mau pinjam hapenya Reza, t’rus katanya jangan buka folder xxxx. Kamu kan tau aku ini suka penasaran banget kalau digituin, ditambah jailku yang gak ketulungan. Jadi aku cari tuh folder dan ternyata setelah dibuka isinya yang kaya gini. “
“ Aku gak nyangka ternyata Reza bisa ngelakuin itu sama Mitha. “ Kata Rara setengah gak percaya.
“ Apalagi aku. Waktu kelas 8 dia gak gitu kok. Malah dia tuh terkesan anak mami banget deh. Gak nyangka dia bisa ngelakuin hal itu. “
Ternyata Zizah mendengar omongan kami berdua, dan dia langsung ngerebut hape Reza.
“ Apaan nih ? “ Kata Zizah
“ Ssssst, gak usah kencng-kenceng dong ngomongnya ! “ Kataku
“ Waduh gosip itu ternyata benar, kalau si Reza udah pernah nyium Mitha. “ Kata Zizah sambil berbisik ke telingaku
“ Sssst, udah deh gak usah dipermasalahkan lagi. Ini kan privacy mereka berdua.”
“ Tapi ini gak boleh dibiarin gitu aja. Aku mau minta fotonya dong ! Biar jadi bukti.” Kata Zizah sambil merebut hape Reza dari tangan Rara.
“ Eh, jangan gitu dong ! N’tar mereka marah lagi.” Kataku
“ mereka gak bakal marah tenang aja.” Kata Zizah
Melihat kami bertiga yang sedang ribut, Nandha pun penasaran. Dan akhirnya, dia menghampiri kami bertiga. Perlu diketahui Nandha dan Zizah sekarang udah baikan.
“ Ada apaan sih, ribut-ribut " Tanya Nandha
" Coba lo liat ndiri deh." Zizah langsung menyerahkan hape Reza ke Nandha.
" Hah!!!!!! Apaan nih! " Teriak nandha yang kaget abis.
" Sssst, Nandha jangan teriak gitu donk ntar ketahuan lagi. untung aja orangnya gak ada." Kataku panik
" Iya maaf deh, aku kan tadi kaget."



baersambung dulu deh........